Perdana Menteri Israel Netanyahu pada hari Kamis menuduh kelompok teroris yang berbasis di Gaza berusaha keluar dari beberapa bagian perjanjian gencatan senjata, Associated Press melaporkan. Berita ini muncul sehari setelah Presiden AS Joe Biden, Presiden terpilih Donald Trump, dan lainnya pada hari Rabu memuji perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebagai sebuah keberhasilan.
Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa perjanjian tersebut mengikuti garis besar perjanjian gencatan senjata yang dia usulkan pada musim panas lalu. Perjanjian yang diusulkan tersebut mengharuskan Hamas untuk secara bertahap membebaskan 98 sandera yang tersisa di Gaza sementara Israel secara bertahap menghentikan operasi militernya di wilayah tersebut.
Apakah kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan resmi yang mengkonfirmasi sikap dingin Hamas? Tidak jelas apakah pernyataan Netanyahu merupakan bagian dari strategi negosiasi atau merupakan isyarat gagalnya perundingan damai, demikian laporan Associated Press. Pada Kamis pagi, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan terima kasih kepada Presiden terpilih Trump dan Presiden Biden atas bantuan mereka dalam mempercepat pembebasan para sandera. Namun, pernyataan itu tidak menyebutkan apakah kesepakatan yang diusulkan itu terancam.
Itu Zaman Israel pada hari Kamis menerbitkan apa yang diklaimnya sebagai salinan lengkap dari teks perjanjian tersebut.
Gali lebih dalam: Baca kolom William Inboden di WORLD Opinions yang merayakan adanya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, meski lemah.