Iran akan gelar pemilu putaran kedua setelah perolehan suara presiden rendah

Dawud

Iran akan gelar pemilu putaran kedua setelah perolehan suara presiden rendah

Pemerintah Iran menjadwalkan putaran pemungutan suara berikutnya dalam pemilihan presiden negara itu akhir minggu ini setelah tidak satu pun dari empat kandidat dalam pemungutan suara minggu lalu memenangkan suara mayoritas. Anggota parlemen reformis Masoud Pezeshkian memenangkan dukungan terbanyak dengan 42 persen suara, diikuti oleh mantan kepala negosiator nuklir Saeed Jalili dengan dukungan lebih dari 38 persen, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Iran Mohsen Eslami dikatakan Sabtu. Juru bicara parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf dan mantan menteri pemerintah Mostafa Pourmohammadi tidak lolos ke putaran pemungutan suara berikutnya.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan kepada semua warga negara untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum hari Jumat setelah mantan Presiden Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter. Namun, sekitar 40 persen pemilih Iran berpartisipasi dalam pemilihan umum, menurut pejabat pemilu. Pemungutan suara minggu lalu menandai jumlah pemilih terendah di negara itu untuk pemilihan presiden sejak pengambilalihan Islam tahun 1979, menurut Iran International TV yang berpusat di London.

Mengapa jumlah pemilihnya begitu rendah? Iran International TV menayangkan sebuah video pada hari Jumat yang memperlihatkan para petugas TPS tidur siang karena jumlah pemilih yang sedikit. Beberapa warga negara Iran di luar negeri melakukan protes di luar kedutaan besar Iran tempat warga negara di luar negeri memberikan suara. Rekaman menunjukkan sekelompok kecil demonstran meneriakkan yel-yel di luar konsulat dan kedutaan besar negara itu di London. Seorang pengunjuk rasa di sana menolak untuk berpartisipasi dalam pemilihan, dengan menyebut proses tersebut sebagai pemilihan pemerintah dan bukan pemilihan yang adil. Rezim Islam ini bukanlah pemerintah Iran, kata pengunjuk rasa lainnya. Kedutaan besar dan konsulat Iran di Berlin dan Hamburg melakukan protes serupa.

Kedua kandidat yang memenuhi syarat telah meningkatkan retorika kampanye mereka menjelang pemungutan suara kedua yang dijadwalkan pada hari Jumat. Warga negara yang memberikan suara merupakan perisai terhadap minoritas di Iran yang menganggap mereka pemilik negara, tulis kandidat Pezeshkian di media sosial. Ia menambahkan dalam posting berikutnya bahwa kepresidenannya akan berdiri di kaki rakyat dan mengakhiri kebohongan yang buruk. Kandidat Jalili memposting video yang menunjukkan ribuan pendukung berkumpul pada hari Minggu di luar Amir Chaghmagh Square di Kota Yazd, ibu kota provinsi di Iran Tengah.

Menggali lebih dalam: Baca laporan Jenny Lind Schmitt di Majalah WORLD tentang Amerika Serikat yang memberikan sanksi kepada Iran karena mendukung Hamas secara finansial.