Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden Joe Biden pada hari Kamis bahwa delegasi pejabat Israel melanjutkan negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, menurut pernyataan dari kantornya. Netanyahu mengatakan kepada Presiden Biden bahwa Israel tetap berkomitmen untuk mencapai semua tujuan militernya. Dalam pernyataan sebelumnya, kantor Netanyahu telah mengklarifikasi bahwa mereka berupaya untuk mengembalikan semua sandera ke Israel dan melenyapkan kelompok teroris yang bermarkas di Gaza tersebut.
Bukankah perundingan gencatan senjata sudah gagal beberapa minggu yang lalu? Awal tahun ini, Presiden Biden mengungkapkan proposal gencatan senjata tiga fase yang menurutnya telah disusun oleh Israel dan telah dikirimkan oleh negosiator kepada Hamas. Dalam pernyataan yang ditranskrip pada tanggal 31 Mei, Biden mencatat bahwa tidak semua orang di Israel menyetujui proposal tersebut sambil bersikeras bahwa Hamas adalah satu-satunya pihak yang tersisa yang perlu menyetujuinya. Namun beberapa hari kemudian pada awal Juni, Netanyahu mengatakan bahwa Israel belum menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang tidak memungkinkannya untuk melenyapkan Hamas sepenuhnya. Beberapa hari setelah itu, beberapa negara termasuk Inggris, Kanada, Jerman, dan Polandia semuanya bergabung dengan Amerika Serikat dalam menyerukan Israel dan Hamas untuk menghentikan pertempuran.
Hamas akhirnya menolak usulan gencatan senjata tersebut. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan rasa frustrasinya dengan keputusan itu, menuduh Hamas memperpanjang perang. Sebelum Hamas menolak usulan tersebut, Israel dan beberapa negara lain di kawasan itu telah menyetujuinya, kata Blinken. Meski begitu, Blinken tidak secara tegas mengonfirmasi bahwa Hamas telah menolak gencatan senjata, bahkan ketika ditanya oleh wartawan.
Apa yang terjadi dengan tanggapan Israel terhadap Hizbullah? Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan memulihkan keamanan di perbatasan utara dengan Lebanon, yang menampung kelompok teroris Hizbullah. “Siapa pun yang menyakiti kita akan membayar harganya,” katanya. Ia mengakui bahwa akan butuh waktu sebelum warga Israel yang mengungsi akibat serangan Hizbullah dapat kembali ke rumah mereka. Pernyataan tersebut menyusul eskalasi konflik dengan Hizbullah awal minggu ini.