Militer Israel akan pindah ke Rafah, kata perdana menteri

Dawud

Militer Israel akan pindah ke Rafah, kata perdana menteri

Pembaruan pada 16:30: Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin dikatakan bahwa perjanjian gencatan senjata yang diusulkan Hamas sebelumnya tidak memenuhi tuntutan inti negaranya. Akibatnya, Kabinet Perang Israel dengan suara bulat memutuskan untuk melanjutkan operasi militernya di Rafah untuk memberikan tekanan lebih besar pada Hamas agar menyetujui pembebasan sandera Israel, katanya. Israel juga mengirimkan delegasi ke Mesir dengan harapan mencapai kesepakatan dengan persyaratan yang dapat diterima, katanya.

Cerita asli: Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir pada hari Senin dituduh kelompok teroris Hamas sedang bermain-main. Satu-satunya jawaban atas perilaku kelompok tersebut adalah dengan menyerang kota Rafah di Gaza selatan dan mengalahkan organisasi tersebut, katanya, menurut sebuah pernyataan yang diterjemahkan. Sesaat sebelum pernyataannya, Hamas mengatakan pihaknya telah menyetujui persyaratan perjanjian gencatan senjata dengan perantara di Qatar dan Mesir.

Apa konteksnya? Hamas sebelumnya mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah menerima perjanjian gencatan senjata, namun kemudian menjadi jelas bahwa para pejabat Israel tidak mendukung perjanjian tersebut. Para pejabat Israel menganggap pernyataan itu sebagai tipuan atau tipuan ketika pasukan mereka bersiap menyerang Rafah, menurut Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika. Para pemimpin dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat telah bekerja sama dengan kedua belah pihak untuk menuntaskan perjanjian gencatan senjata di wilayah tersebut.

Apakah Israel masih berencana menginvasi Rafah? Israel pada hari Minggu memperingatkan warga sipil Palestina di kota Rafah di Gaza untuk mengungsi sebelum Israel memulai serangan terhadap kota tersebut. Israel telah berperang dengan Hamas sejak organisasi teroris tersebut memimpin serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan bahwa lebih dari 34.000 warga Palestina telah tewas sejak konflik dimulai. Kementerian tersebut sebagian besar gagal membedakan antara korban sipil dan korban kombatan.

Apa yang dikatakan Amerika Serikat? Amerika Serikat menentang invasi Israel ke Rafah, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller. Dalam jumpa pers pada Senin sore, Miller menolak berkomentar mengenai apakah gencatan senjata akan diterima atau ditolak atau memberikan pernyataan yang jelas mengenai sudut pandang AS terhadap perjanjian tersebut.

Menggali lebih dalam: Baca kolom R. Albert Mohler Jr. di WORLD Opinions yang mengkritik Undang-Undang Kesadaran Antisemitisme yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS.