"Memori bunga bakung": empat generasi perempuan dalam buku baru karya Alessandra Libutti

Dawud

"Memori bunga bakung": empat generasi perempuan dalam buku baru karya Alessandra Libutti

Baru-baru ini tiba di toko buku Memori bunga bakungnovel baru karya Alessandra Libutti. Buku ini bergerak antara perbukitan Tuscan pada akhir abad kesembilan belas dan Roma pada tahun 1945, menceritakan kisah keluarga yang mencakup empat generasi wanita, dari garis keturunan bangsawan Ruggeri Buzzaglia. Sebuah kisah yang menggabungkan sejarah pribadi dan kisah kolektif, menyelidiki keberanian diam-diam, perlawanan sehari-hari, dan kehausan akan pengetahuan para protagonis.

Inti dari novel ini adalah keinginan penulis untuk menyusun kembali konstelasi keluarganya, untuk memberikan suara kepada wanita yang mewarisi darah dan rohnya. Oleh karena itu, bukan hanya kenangan pribadi, tetapi sebuah perjalanan melalui puluhan tahun penuh gairah, kelahiran kembali, dan revolusi kecil.

Narasinya dibuka di Volterra pada tahun 1872, pada saat pernikahan antara Count Lodovico dan Adele, sebuah pernikahan yang menandai retaknya keseimbangan keluarga: pengantin wanita, mantan pelayan rumah, membawa ke dalam tembok istana cara-cara yang jujur ​​dan tegas dari seseorang yang terbiasa bekerja. Selain seorang suami yang lembut dan progresif, Adele merupakan perwujudan teladan istri dan ibu yang berdedikasi, yang dipaksa oleh kehamilan berkelanjutan dan kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tugas.

Putrinya, Livia, anak keempat dari delapan bersaudara, yang menyuarakan cerita tersebut. Melalui pandangannya, pembaca mengikuti evolusi keluarga Ruggeri Buzzaglia selama berabad-abad, hingga Perang Dunia Kedua. Kenangan masa kecil – sosok ibu yang misterius, pemberontakan kakak perempuan Baba yang meminta untuk belajar dan menjadi guru – terjalin dengan perubahan sosial yang mendesain ulang peran perempuan.

Dengan Memori bunga bakungAlessandra Libutti menandatangani novel tentang kegigihan dan kebebasan perempuan, didukung oleh tulisan yang intim dan bijaksana. Buku ini kembali, melalui suara Livia, foto silsilah wanita yang telah memilih untuk menuliskan nasib mereka sendiri, meninggalkan tanda kekuatan tersembunyi mereka seiring berjalannya waktu.