Kabinet Jepang pada hari Selasa menyetujui rencana untuk melonggarkan aturan ekspor senjata negaranya, yaitu mengizinkan penjualan jet tempur generasi masa depan yang diproduksi Jepang bersama Inggris dan Italia. Para pemimpin juga mendukung revisi pedoman ekspor senjata, yang memungkinkan senjata yang diproduksi bersama untuk diekspor ke negara-negara non-mitra. Undang-undang yang diperbarui hanya mengizinkan jet tersebut untuk diekspor dan tidak mengizinkan senjata mematikan apa pun yang diproduksi di Jepang. Kabinet juga perlu menyetujui ekspor jet.
Mengapa rencana ini begitu kontroversial? Ini adalah perubahan kebijakan ekspor senjata kedua yang dilakukan Jepang dalam empat bulan terakhir, menandai perubahan dari kebijakan pasifis negara yang diterapkan setelah Perang Dunia II. Namun, Sekretaris Utama Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menegaskan prinsip perdamaian negaranya tidak terancam. Misalnya, rencana tersebut tidak mengizinkan ekspor senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik. Hayashi mengatakan kepada wartawan bahwa perubahan tersebut diperlukan “untuk menghindari membahayakan pertahanan Jepang,” namun Jepang akan terus berpegang pada “filosofi dasar kami sebagai negara yang damai.” Para analis mencatat deregulasi ekspor senjata tampaknya bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Jepang dan negara tetangganya, Tiongkok.
Jenis jet apa yang sedang dikembangkan? Inggris dan Italia bermitra dengan Jepang dalam Program Udara Tempur Global untuk mengembangkan jet tempur canggih. Tujuan program ini adalah untuk menggabungkan desain dari masing-masing negara untuk menciptakan “pesawat tempur generasi berikutnya pada tahun 2035.”
Menggali lebih dalam: Baca laporan Lauren Canterberry tentang anggota parlemen Jepang yang membatalkan larangan pernikahan sesama jenis.