Bayangkan ini: Anda berada dalam suasana romantis, ingin berbagi momen nyaman bersama pasangan. Saat Anda mendekat, Anda akan menemui kejutan yang tidak menyenangkan berupa bau mulut. Ini cukup mematikan, bukan?
Aroma tubuh seseorang dapat memengaruhi interaksi dan pengalaman kita secara signifikan. Namun, sering kali, orang di depan kita bahkan tidak menyadari bahwa mereka memiliki bau mulut atau bau badan.
Mengatasi masalah ini secara tidak sensitif dapat menyakiti perasaan mereka, namun menahan bau juga bukanlah pilihan yang menyenangkan. Jadi, bagaimana Anda bisa dengan bijaksana menangani situasi ketika pasangan Anda memiliki bau yang tidak sedap?
Selalu percaya pada komunikasi terbuka
“Berurusan dengan pasangan yang memiliki masalah kebersihan bisa menjadi hal yang sensitif dan menantang,” kata Dr Neerja Aggarwal, psikolog PhD dan salah satu pendiri start-up kesehatan mental Emoneeds. India Hari Ini.
Dokter mengatakan bahwa secara umum lebih disarankan untuk percaya pada komunikasi terbuka daripada membiarkan segala sesuatunya terjadi begitu saja.
“Kebersihan adalah aspek mendasar dari perawatan pribadi dan dapat berdampak pada kesejahteraan pasangan dan dinamika hubungan. Mengabaikan masalah ini dapat menyebabkan kebencian atau ketidaknyamanan, sedangkan komunikasi terbuka memungkinkan untuk memahami dan menemukan solusi bersama,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa mengatasi masalah ini secara langsung dapat mencegah timbulnya ketidaknyamanan dan kebencian. Dengan mendiskusikan masalah ini secara terbuka, kedua pasangan dapat bekerja sama untuk menemukan solusi, sehingga membina hubungan yang lebih sehat dan saling pengertian.
Bagaimana cara berkomunikasi tanpa menyakiti perasaan mereka?
Dr Roshan Mansukhani, seorang terapis dan konselor yang berbasis di Mumbai, berbagi beberapa tips:
- Pilih waktu yang tepat: Pastikan pasangan Anda tidak gelisah atau terganggu, dengan memilih waktu yang tenang dan nyaman untuk mendiskusikan masalah tersebut.
- Bersikaplah bijaksana: Ekspresikan emosi Anda tanpa menyalahkan orang lain dengan menggunakan frasa “saya”. Misalnya, “Saya memperhatikan bahwa kadang-kadang ada bau, dan saya khawatir hal itu mungkin tidak nyaman bagi Anda dan orang lain.”
- Bersikaplah baik dan suportif: Tekankan bahwa tujuan Anda adalah membantu dan memberi semangat, bukan mengutuk atau mempermalukan.
- Memberikan solusi: Berikan rekomendasi yang masuk akal, seperti bereksperimen dengan berbagai deodoran, meningkatkan kebersihan pribadi, atau bahkan mengunjungi dokter untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi medis yang mendasarinya.
Ingatlah bahwa penting untuk selalu mendekati topik dengan empati dan kepekaan.
Setiap hubungan membutuhkan penyesuaian dan kompromi
Para ahli percaya bahwa setiap hubungan tumbuh subur atas dasar penyesuaian dan kompromi. Elemen-elemen ini penting untuk menumbuhkan pemahaman dan keharmonisan antar mitra.
“Dalam konteks kebersihan, hal ini mungkin melibatkan diskusi tentang rutinitas, menawarkan bantuan atau mengingatkan jika kelupaan adalah sebuah masalah, dan memahami tingkat kenyamanan masing-masing,” kata Dr Aggarwal.
Selain itu, Dr Mansukhani menyatakan bahwa penting juga untuk mempertimbangkan sudut pandang dan emosi pasangan Anda dengan menempatkan diri Anda pada posisinya.
“Berikan waktu kepada pasangan Anda untuk memperbaiki dan menangani situasi tersebut. Perubahan membutuhkan waktu untuk terwujud. Selain itu, rayakan pencapaian kecil di sepanjang jalan dan tawarkan dukungan dan dorongan kepada pasangan Anda saat mereka mengatasi masalah tersebut,” tambahnya.
Berikut beberapa tips dari para ahli
- Komunikasi teratur: Untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan berhasil, kembangkan kebiasaan berkomunikasi secara jujur dan terbuka.
- Kompromi: Menyadari bahwa kedua belah pihak perlu melakukan modifikasi dan kompromi, dan bersiap untuk melakukannya.
- Tawarkan solusi, bukan sekedar kritik: Menyarankan cara untuk meningkatkan kebersihan daripada hanya menunjukkan masalahnya.
- secara aktif: Memahami alasan mendasar perubahan kebiasaan kebersihan dan menawarkan bantuan jika diperlukan.
- Carilah bantuan profesional: Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk menghubungi konselor hubungan jika masalahnya terus berlanjut dan sulit untuk dibicarakan.
- Pertahankan rasa hormat: Untuk mencegah menyakiti perasaan satu sama lain, selalu diskusikan topik sensitif dengan penuh pertimbangan dan pengertian.
- Perspektif positif: Untuk menjaga hubungan yang solid dan sehat, soroti aspek positif dari kemitraan Anda dan atribut pasangan Anda.
Ada Apa di Balik Bau Badan?
“Bau badan adalah masalah umum yang dapat memengaruhi harga diri dan interaksi sosial. Seringkali hal ini merupakan akibat dari proses alami tubuh, namun ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap tingkat keparahannya,” kata Dr Seema Oberoi Lall, konsultan, dermatologi, CK Rumah Sakit Birla, Gurugram.
Kelenjar ekrin tersebar di seluruh tubuh dan menghasilkan keringat encer untuk pendinginan. Keringat jenis ini umumnya tidak berbau.
Di sisi lain, kelenjar apokrin ditemukan di area seperti ketiak, selangkangan, dan sekitar puting susu. Kelenjar ini menghasilkan keringat lebih kental yang mengandung protein dan asam lemak. Keringat yang diuraikan oleh bakteri kulit akan menimbulkan bau badan.
Keringatnya sendiri tidak berbau. Bau tersebut muncul ketika bakteri di kulit memecah keringat dari kelenjar apokrin menjadi asam. Bakteri utama yang terlibat adalah Corynebacterium, Staphylococcus, dan Micrococcus.
Makanan dan minuman tertentu dapat mempengaruhi bau badan. Rempah-rempah seperti bawang putih, jintan, dan kari, serta makanan seperti bawang bombay, daging merah, dan alkohol, dapat menyebabkan keringat lebih manjur. Senyawa belerang dalam makanan ini dapat dikeluarkan melalui keringat sehingga berkontribusi terhadap bau badan.
Praktik kebersihan yang buruk, seperti jarang mandi atau mengenakan pakaian kotor, memungkinkan keringat dan bakteri menumpuk, sehingga menyebabkan bau badan yang lebih kuat.
Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan bau badan. Diabetes dapat menyebabkan bau manis atau buah-buahan karena kadar gula darah yang tinggi. Penyakit ginjal atau liver dapat menimbulkan bau amis atau seperti amonia akibat penumpukan racun di dalam tubuh. Hiperhidrosis, atau keringat berlebih, juga bisa memperparah bau badan.
Fluktuasi hormonal selama masa pubertas, menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat meningkatkan keringat dan mengubah bau badan.
Stres emosional mengaktifkan kelenjar apokrin, menyebabkan peningkatan produksi keringat yang dapat bercampur dengan bakteri sehingga menghasilkan bau.
Bagaimana cara mengobatinya?
- Antiperspiran: Produk ini mengandung senyawa berbasis aluminium yang memblokir kelenjar keringat untuk sementara, sehingga mengurangi jumlah keringat yang dihasilkan.
- Deodoran: Produk ini mengandung zat antimikroba untuk mengurangi bakteri pada kulit dan pewangi untuk menutupi bau. Produk ini tidak mengurangi keringat tetapi membantu mengendalikan bau.
- Mandi teratur: Mandi setiap hari dapat membantu menghilangkan keringat dan bakteri. Anda sebaiknya fokus pada area yang rawan berkeringat, seperti ketiak, selangkangan, dan kaki.
- Pakaian bersih: Sebaiknya kenakan pakaian segar setiap hari, terutama setelah berolahraga atau berkeringat banyak. Pilih bahan yang menyerap keringat seperti katun agar keringat lebih mudah menguap.
- Penyesuaian pola makan: Mengurangi atau menghindari makanan yang menyebabkan bau badan, seperti makanan pedas, bawang putih, bawang bombay, dan alkohol, dapat membantu mengatasi bau badan.
Anda juga bisa mengandalkan pengobatan rumahan untuk melawan bau badan yang tidak sedap, seperti mengoleskan cuka sari apel, soda kue, jus lemon, minyak pohon teh, minyak kelapa, atau witch hazel pada kulit.
Bagaimana dengan bau mulut?
Bau mulut, atau halitosis, dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi kebersihan mulut dan kesehatan secara keseluruhan, kata Dr Raghavendra BR, dokter gigi, Rumah Sakit Gleneagles BGS, Bengaluru.
- Praktik kebersihan mulut yang tidak memadai dapat menyebabkan penumpukan partikel makanan dan plak pada gigi, gusi, dan lidah. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri, yang mengeluarkan senyawa berbau yang menyebabkan bau mulut.
- Mengonsumsi minuman berkarbonasi secara teratur dapat menyebabkan bau mulut.
- Partikel makanan yang tersangkut di sela-sela gigi lama kelamaan akan membusuk sehingga menimbulkan bau tak sedap.
- Ketika plak mengeras menjadi karang gigi (kalkulus) karena kebersihan gigi yang tidak memadai atau pemeriksaan gigi yang tidak teratur, hal ini menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Endapan karang gigi dapat mengeluarkan bau yang terus-menerus sehingga tidak dapat dihilangkan dengan menyikat gigi secara teratur.
- Kondisi pencernaan tertentu seperti naiknya asam lambung (GERD), maag, atau gangguan pencernaan lainnya dapat menyebabkan bau mulut.
Singkirkan itu
Dokter menjelaskan bahwa mengobati bau mulut biasanya melibatkan pendekatan multifaset, dengan fokus pada peningkatan kebersihan mulut, mengatasi masalah gigi yang mendasarinya, dan menangani segala kondisi kesehatan terkait.
- Pembersihan gigi profesional: Kunjungan rutin ke dokter gigi, idealnya setiap enam bulan sekali, sangatlah penting. Penting juga untuk menyikat dan membersihkan gigi dengan benar.
- Identifikasi masalah gigi: Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah gigi mendasar yang berkontribusi terhadap bau mulut, seperti gigi berlubang, penyakit gusi (gingivitis atau periodontitis), atau peralatan gigi yang tidak pas.
- Pendidikan tentang diet dan gaya hidup: Jangan segan-segan mencari panduan tentang pilihan makanan yang dapat memengaruhi kesehatan mulut dan menyebabkan bau mulut.
- Pemantauan dan pencegahan: Pemeriksaan gigi rutin memungkinkan dokter gigi memantau kesehatan mulut Anda dari waktu ke waktu dan mengetahui masalah yang muncul sejak dini. Tindakan pencegahan, seperti perawatan fluoride atau pelapis gigi, mungkin disarankan untuk menjaga kebersihan mulut yang optimal dan mencegah masalah di masa depan yang dapat menyebabkan bau mulut.