Beberapa pelaut yang ditahan oleh Pasukan Khusus Angkatan Laut AS awal tahun ini diduga mengangkut suku cadang ke Iran untuk program senjata nuklirnya, kata Departemen Kehakiman pada hari Kamis. Dua anggota Pasukan Khusus Angkatan Laut AS tewas saat mencegat kapal tersebut pada tanggal 11 Januari, menurut Angkatan Laut AS.
Pada bulan Februari, Departemen Kehakiman mendakwa empat terdakwa dengan tuduhan memasok senjata kepada pemberontak Houthi di Yaman, serta berbohong kepada pejabat Penjaga Pantai AS. Pada hari Kamis, Departemen Kehakiman meningkatkan dakwaannya dengan menambahkan dua terdakwa lagi serta dakwaan yang mencakup penyediaan dukungan material kepada teroris dan berpartisipasi dalam ancaman senjata nuklir terhadap Amerika Serikat. Departemen tersebut juga menambahkan dakwaan berkonspirasi untuk melakukan kekerasan terhadap pengiriman laut dengan senjata pemusnah massal, dan manipulasi saksi. Dakwaan tersebut hanyalah tuduhan dan semua terdakwa harus dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah di pengadilan, menurut Departemen Kehakiman.
Apa yang telah terjadi? Pasukan SEAL Angkatan Laut AS mencegat sebuah kapal penyelundup di lepas pantai Somalia pada 11 Januari. Pasukan SEAL menaiki kapal tersebut dan menemukan komponen rudal buatan Iran seperti yang digunakan pemberontak Houthi Yaman untuk menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden. Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan selama lebih dari seminggu menyusul penggerebekan yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk mencari para anggota SEAL yang hilang.
Siapa saja terdakwanya? Di antara enam terdakwa yang tercantum dalam dakwaan tersebut terdapat dua bersaudara dan anggota Korps Garda Revolusi Iran, Shahab dan Yunus Mir’kazei. Kapten kapal penyelundup asal Pakistan, Muhammad Pahlawan, juga tercantum dalam daftar. Tiga lainnya adalah awak kapal penyelundup yang dicegat oleh Angkatan Laut AS. Shahab dan Yunus Mir’kazei tidak berada di kapal tersebut saat SEAL mencegatnya.
Bagaimana tuduhan senjata pemusnah massal masuk ke dalam dakwaan? Jaksa menduga bahwa antara Agustus 2023 hingga penangkapannya pada Januari, Pahlawan bekerja sama dengan saudara Mir’Kazei untuk mendapatkan suku cadang bagi program senjata pemusnah massal Iran. Ketiga orang tersebut berkonspirasi bersama untuk mentransfer senjata pemusnah massal kepada Houthi, dengan mengetahui bahwa senjata tersebut akan digunakan untuk melawan kapal-kapal internasional.
Gali lebih dalam: Baca kolom AS Ibrahim di Opini Dunia yang menjawab pertanyaan “Siapakah Houthi?”