Bagaimana cara mengasihi musuhmu ketika kamu bahkan tidak dapat melihatnya secara langsung

Dawud

Bagaimana cara mengasihi musuhmu ketika kamu bahkan tidak dapat melihatnya secara langsung

Dalam 'The Godfather Part II' (1974), terdapat adegan berkesan di mana Michael Corleone yang diperankan oleh Al Pacino menyampaikan hikmah dari ayahnya, Don Vito Corleone, kepada Frank Pentangeli (Michael V Gazzo) – “Jaga teman-temanmu tetap dekat, dan musuhmu semakin dekat.”

Ini bukan hanya kalimat-kalimat dari film kultus Hollywood, namun maknanya lebih dari sekedar dialog belaka. Itu adalah pelajaran hidup dan jika itu datang dari “Ayah baptis” itu sendiri, Anda tahu itu bukan sia-sia.

Tidak ada yang namanya “musuh kecil” dan meremehkan mereka sama saja dengan tindakan bodoh. Jadi, skakmat mereka dalam permainan mereka sendiri dengan menjadi begitu baik sehingga mereka mulai meragukan diri mereka sendiri.

Cintai musuhmu: Itu akan membuat mereka gila

Kita semua pernah mendengar pepatah, “Bunuh mereka dengan kebaikan.”

Jadi, apa yang terjadi jika Anda menanggapi permusuhan dengan cinta? Itu membalik naskahnya. Musuh Anda mengharapkan Anda bereaksi dengan kemarahan atau kebencian, namun sebaliknya, Anda menawarkan kebaikan kepada mereka.

Monica Shah, seorang pelatih kehidupan dan bisnis lepas yang berbasis di Mumbai, mengatakan bahwa respons tak terduga ini dapat menimbulkan beberapa efek psikologis yang menarik:

  • Disonansi kognitif: Otak musuh Anda berjuang untuk mendamaikan perasaan negatifnya dengan tindakan positif Anda. Konflik internal ini dapat menyebabkan mereka mempertanyakan perilaku mereka sendiri.
  • Perlucutan senjata: Permusuhan sering kali menimbulkan negativitas timbal balik. Dengan menolak untuk terlibat dalam siklus ini, Anda secara efektif melucuti senjata musuh Anda, membuat mereka tidak yakin bagaimana harus melanjutkannya.
  • Refleksi diri: Kebaikan yang konsisten dapat membuat musuh Anda merenungkan tindakannya dan berpotensi mempertimbangkan kembali pendiriannya. Sulit untuk membenci seseorang yang secara konsisten menunjukkan cinta dan rasa hormat kepada Anda.

Dapat dikatakan bahwa kebaikan dan perilaku baik Anda hanyalah tindakan tak terduga bagi “musuh” Anda yang tidak mengharapkan apa pun selain kebencian dari Anda.

Halaman dari sejarah

Prinsip Ahimsa atau non-kekerasan Mahatma Gandhi masih relevan hingga saat ini. Siapa yang menginginkan kekerasan ketika kebaikan bisa membunuh mereka semua (tentu saja tidak secara harafiah)?

Mahatma Gandhi pernah berkata bahwa ketika seseorang menampar Anda, Anda harus memberikan pipi yang lain daripada membalas.

Jadi, jangan pergi ke belakang untuk membalas dendam, tapi jagalah mereka tetap dekat.

Bukan hanya Mahatma Gandhi, bahkan Martin Luther King berkhotbah dan mempraktekkan cinta kepada musuh-musuhnya selama Gerakan Hak Sipil.

Cara praktis untuk mengasihi musuh Anda

Manya Sharma, seorang konselor hubungan yang berbasis di Delhi, mengatakan bahwa mencintai musuh yang telah begitu banyak berbuat salah kepada Anda mungkin sulit, tetapi itu bukan tidak mungkin. Kita bisa mengambil pendekatan praktis untuk itu.

Empati: Cobalah untuk memahami dari mana musuh Anda berasal. Apa motivasi dan ketakutan mereka? Empati tidak berarti Anda setuju dengan mereka, tetapi empati membantu Anda melihat mereka sebagai manusia dan bukan sekadar musuh.

Batasan: Mencintai musuh bukan berarti menjadi keset. Tetapkan batasan yang jelas untuk melindungi diri Anda dari bahaya sambil tetap menunjukkan kebaikan.

Konsistensi: Bersikaplah baik secara konsisten. Satu tindakan kebaikan mungkin dianggap sebagai sebuah anomali, namun pola perilaku positif lebih sulit untuk diabaikan.

Mengasihi musuh bukan hanya membuat mereka gila (walaupun itu bisa menjadi efek samping yang memuaskan). Ini tentang memutus siklus negatif, dan Anda menjadi orang yang lebih besar.