Pemrotes Columbia Kedua ditangkap setelah dugaan dukungan Hamas

Dawud

Pemrotes Columbia Kedua ditangkap setelah dugaan dukungan Hamas

Petugas ICE menangkap Leqaa Kordia, seorang mahasiswa Palestina dari Tepi Barat, setelah dia memperpanjang visa pelajar F-1 yang kadaluwarsa. Visa -nya diakhiri lebih dari tiga tahun yang lalu, pada Januari 2022, karena kurangnya kehadiran, menurut pernyataan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri. Sejak saat itu, Kordia ditangkap pada April 2024 karena keterlibatan dalam protes pro-Hama di Universitas Columbia, kata agensi itu. Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem memanggil Kordia dan siswa lain “simpatisan teroris” dalam sebuah pernyataan.

Bukankah hal lain terjadi seperti ini baru -baru ini? Kordia adalah demonstran mahasiswa Universitas Columbia kedua yang menghadapi kemungkinan deportasi setelah Mahmoud Khalil yang berusia 30 tahun ditangkap pada hari Minggu atas tuduhan bahwa ia memimpin kegiatan yang selaras dengan Hamas.

Siapa siswa lain yang disebut simpatisan teroris? Selain itu, DHS mengatakan pada hari Jumat bahwa seorang siswa Columbia yang visa pelajarnya dicabut memilih untuk berlapis sendiri menggunakan Aplikasi Rumah Bea Cukai dan Patroli Perbatasan AS. Noem merilis video yang katanya menunjukkan Ranjani Srinivasan, seorang warga negara India, mendeportasi dirinya sendiri. Video itu muncul untuk menunjukkan seorang wanita muda berjalan dengan cepat di lorong menyeret barang di belakangnya. Visa siswa dicabut karena dia mengadvokasi kekerasan dan terorisme, menurut Homeland Security. Agensi tidak menentukan bentuk apa yang diambil advokasi.

Apakah sekolah melakukan sesuatu untuk mendisiplinkan pengunjuk rasa siswa untuk gangguan sebelumnya? Pada hari Kamis Universitas Columbia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan dewan peradilannya telah mengeluarkan sanksi kepada para demonstran mahasiswa yang merebut kendali Hamilton Hall, sebuah gedung kampus, musim semi lalu. Tindakan disipliner itu termasuk suspensi multi-tahun, pencabutan gelar sementara, dan pengusiran, menurut pernyataan itu.

Bagaimana kita bisa sampai di sini? Tindakan itu terjadi seminggu setelah pemerintahan Trump memberi tahu universitas bahwa itu akan membatalkan $ 400 juta dalam dana federal untuk sekolah. Administrasi menuduh sekolah kelambatan yang berkelanjutan dalam menghadapi pelecehan yang terus -menerus terhadap siswa Yahudi sebagai alasan pembatalan dana, menurut sebuah pernyataan oleh presiden Universitas Columbia sementara Katrina Armstrong. Sebagai tanggapan, Armstrong menekankan bahwa sekolah menanggapi tuduhan itu dengan serius dan bersedia bekerja dengan pemerintah federal untuk mengatasi kekhawatiran yang sah.

Gali lebih dalam: Baca kisah Christina Grube tentang gugus tugas anti-Semitisme federal yang sedang menyelidiki perguruan tinggi.