Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba akan mengambil alih jabatan perdana menteri Jepang berikutnya setelah terpilih sebagai presiden Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di negara itu, yang dikenal sebagai LDP. Mulai saat ini LDP akan bekerja keras dan sebagai sebuah tim, tulisnya saat mengumumkan kemenangannya pada Jumat pagi. Ishiba, yang menganggap dirinya sebagai seorang sentris, mengalahkan Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi, seorang anggota konservatif LDP yang berharap menjadi perdana menteri perempuan pertama di negara itu. Perdana Menteri Fumio Kishida yang akan mengakhiri masa jabatannya memutuskan untuk mundur bulan lalu setelah kritik luas mengenai penanganannya terhadap skandal korupsi partai dan kenaikan tajam inflasi.
LDP harus menjadi partai yang adil, tidak memihak, dan rendah hati yang memungkinkan anggotanya mendiskusikan kebenaran secara bebas, kata Ishiba pada konferensi pers pertama. LDP mengalami penurunan peringkat persetujuan atas cara mereka menangani masalah ekonomi, kata Masamichi Ida, profesor politik di Universitas Meiji Jepang, dalam sebuah wawancara dengan Reuters. Hal ini, dan kegagalan upah untuk mengimbangi kenaikan harga, akan menjadi masalah utama yang harus diselesaikan oleh Ishiba, tambahnya.
Bagaimana pergeseran kepemimpinan ini dapat mempengaruhi hubungan internasional? Hubungan Jepang dengan Amerika Serikat sebagian besar akan tetap sama, kata Ida. Ishiba kemungkinan akan melanjutkan pendekatan pragmatis yang ada saat ini, namun hasil pemilu November juga akan mempengaruhi hubungan AS-Jepang, tambahnya. Tiongkok akan berhati-hati selama pergantian kepemimpinan, namun tidak sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan, lanjut Ida.
Tiongkok tidak memberikan komentar mengenai pemilihan umum partai di Jepang baru-baru ini, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian pada hari Jumat Reuters. Dia kemudian menyuarakan harapan Beijing agar Jepang “belajar dari sejarah” dan terus mengembangkan apa yang dia sebut sebagai pemahaman yang benar tentang Tiongkok melalui kebijakan yang proaktif dan rasional. Para pemimpin Tiongkok mendorong Jepang untuk menjaga hubungan yang sehat dan saling menguntungkan dengan negaranya sehingga dapat mengembangkan hubungan yang stabil, tambah Lin.