Korban tewas akibat serangan geng terhadap penduduk kota Pont-Sondé di Haiti telah meningkat menjadi 115 orang, Associated Press melaporkan pada hari Rabu. Pekan lalu, PBB melaporkan 70 orang tewas dalam serangan itu. Jumlah korban tewas kemungkinan akan terus meningkat karena pihak berwenang menyelidiki bagian-bagian kota yang belum dapat mereka selidiki, kata Associated Press, mengutip seorang pejabat setempat.
Apa lagi yang terjadi di Haiti? Haiti semakin tidak stabil dalam beberapa bulan terakhir karena geng kriminal merajalela di seluruh negeri. Geng-geng terus menguasai sekitar 80 persen ibu kota Haiti, Port-au-Prince, Human Rights Watch melaporkan pada hari Rabu. Tirani perang geng yang anarkis selama setahun terakhir telah menutup sekitar 1.000 sekolah di seluruh negeri. Hal ini menyebabkan sekitar 160.000 anak tidak dapat menerima pendidikan atau makanan yang disediakan sekolah, tambah organisasi tersebut.
Banyak anak mengatakan kepada Human Right Watch bahwa mereka beralih ke geng sebagai cara untuk mengurangi kelaparan ekstrem. Geng-geng juga secara aktif merekrut anak laki-laki berusia 10 tahun, tambah organisasi tersebut. Geng-geng juga memaksa anak perempuan berusia 14 tahun untuk menjadi budak dan pekerja seks, kata pekerja kemanusiaan.
Gali lebih dalam: Baca laporan Christina Grube tentang kemarahan PBB menyusul serangan terhadap Pont-Sondé minggu lalu.