Jika menurut Anda orang ekstrovert mudah melakukannya karena mereka bisa mengungkapkan perasaannya secara terbuka dan berbicara dengan siapa saja, kemungkinan besar Anda adalah seorang introvert. Bukan karena introvert tidak menyukai orang lain atau tidak mau terbuka; hanya saja setiap kali mereka mencoba membagikan apa yang ada di pikiran mereka, rasanya seperti ada pukulan keras yang menahan mereka. Kata-katanya memang ada, tetapi mengungkapkannya tidak selalu mudah.
Tapi tidak harus terus seperti itu. Dengan mengambil beberapa langkah sederhana, Anda dapat belajar mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan menyampaikan pemikiran Anda tanpa rasa takut. Pertama, pahami…
Siapa introvert?
Dr Divya Shree KR, konsultan, psikiatri, Rumah Sakit Aster CMI, Bengaluru, berbagi bahwa introvert adalah orang yang merasa lebih nyaman dan bertenaga ketika menghabiskan waktu sendirian dibandingkan dalam kelompok besar.
“Mereka biasanya menikmati percakapan yang mendalam dengan beberapa teman dekat daripada menjadi pusat perhatian dalam pertemuan sosial. Mereka sering berpikir hati-hati sebelum berbicara, lebih menyukai lingkungan yang tenang, dan membutuhkan waktu tenang untuk memulihkan energi setelah berinteraksi sosial,” ujarnya. India Hari Ini.
Untuk mengenali seorang introvert, orang mungkin berpikir mereka pemalu atau pendiam, namun banyak yang percaya diri dan bijaksana. Memahami mereka berarti memberi mereka ruang dan mengetahui bahwa sifat tenang mereka membantu mereka fokus, mendengarkan, dan membangun hubungan yang lebih dalam.
Lebih lanjut, Jasmine Arora, konsultan, psikolog klinis, Artemis Hospitals, Gurugram, menceritakan bahwa introvert bukanlah orang yang pemalu atau antisosial. “Mereka bekerja lebih baik di tempat yang tenang dan sering kali merupakan pendengar yang kreatif, bijaksana, dan baik yang memikirkan berbagai hal sebelum mengatakannya. Berdiam diri adalah kekuatan bagi mereka, bukan kelemahan.”
Bagaimana lanskap emosional mereka?
Menurut para ahli, dunia emosional seorang introvert berjalan dalam dan penuh, meski tidak selalu terlihat dari luar. Jika kamu merasa kamu adalah seorang introvert, kamu sangat peduli tetapi tidak selalu langsung mengungkapkan perasaanmu. Sebaliknya, Anda meluangkan waktu untuk memikirkan semuanya, mengulang percakapan, merenungkan motif, dan menganalisis situasi dengan tenang.
Anda sering kali merasakan emosi lebih intens, entah itu kegembiraan, kesedihan, atau kecemasan, namun lebih memilih untuk memprosesnya secara pribadi. Terlalu banyak kebisingan atau rangsangan dapat menguras tenaga Anda, sehingga Anda memerlukan waktu sendiri untuk memulihkan tenaga dan menemukan keseimbangan.
Ini tidak berarti Anda menarik diri; itu berarti Anda menemukan kedamaian dalam kesendirian. Bijaksana, setia, dan berempati, introvert menghargai hubungan yang bermakna dan memilih untuk berbicara hanya setelah mereka merenungkan apa yang sebenarnya mereka rasakan.
Keragu-raguan untuk berbagi
Mereka yang menyebut dirinya ekstrovert sering kali bertanya-tanya mengapa introvert begitu sulit untuk berbicara dan tidak mengerti mengapa mereka seperti ini. Jawabannya sederhana: karena mereka berpikir secara mendalam sebelum berbicara dan menghargai kejelasan dibandingkan respons yang cepat.
“Introvert sering memikirkan bagaimana reaksi orang lain dan tidak langsung membagikan sesuatu untuk melindungi privasi dan energi mereka. Mereka mungkin lebih berhati-hati karena mereka pernah dihakimi atau disalahpahami di masa lalu,” kata Arora.
Dia menambahkan bahwa banyak orang telah mengamati bahwa kebutuhan untuk mengatakan sesuatu dengan benar atau rasa takut berada di dekat orang lain juga membuat mereka ragu.
Dr Shree setuju dan menambahkan, “Ketika diberi ruang yang tenang dan menerima, introvert dapat mengekspresikan diri mereka dengan jelas dan bermakna, sering kali menawarkan perspektif yang bijaksana dan berwawasan luas begitu mereka merasa siap.”
Mulai dari memendam hingga berbicara
Para ahli memberi tahu kita bahwa introvert dapat belajar terbuka dan berbagi perasaan dengan mengambil langkah kecil dan nyaman. Akan membantu jika memulai dengan seseorang yang Anda percayai, teman dekat, anggota keluarga, atau terapis yang mendengarkan tanpa menghakimi.
“Ketika Anda mulai dengan berbagi hal-hal kecil, hal ini akan menurunkan risiko emosional dan membangun kepercayaan diri seiring berjalannya waktu. Dan berbagi dengan seseorang yang mendengarkan tanpa menghakimi akan membuat Anda merasa aman, yang membuat Anda lebih cenderung terbuka di masa depan. Suasana juga memengaruhi kenyamanan – jalan-jalan yang tenang, pesan teks, atau ruangan yang tenang lebih baik daripada ruangan yang ramai dan terburu-buru. Kombinasi yang hati-hati antara orang dan lingkungan akan melindungi energi emosional Anda,” kata Arora.
Menuliskan pemikiran Anda sebelumnya dapat memudahkan Anda menemukan kata-kata yang tepat dan mengekspresikan emosi dengan jelas. Menulis jurnal bisa menjadi alat yang hebat untuk melatih ekspresi emosi secara bertahap, tanpa merasa terekspos atau terbebani.
Memulai dengan satu pikiran atau perasaan pada satu waktu, bukan semuanya sekaligus, juga bisa membuat prosesnya terasa lebih mudah dikelola.
Selain itu, memilih suasana yang tenang dan pribadi serta menetapkan batasan mengenai apa yang Anda rasa nyaman untuk dibagikan akan membantu menciptakan rasa aman.
Yang paling penting, Anda harus ingat bahwa membuka diri bukanlah tanda kelemahan; ini adalah langkah menuju keseimbangan emosional, pemahaman diri, dan hubungan yang lebih dalam dan bermakna. Seiring waktu dan kesabaran, mengekspresikan emosi menjadi lebih mudah dan bahkan memberdayakan.
Menetapkan batasan
Meskipun keterbukaan itu penting, Dr Shree menyatakan bahwa Anda juga harus menetapkan batasan kapan pun energi emosional atau mental Anda merasa terancam. Batasan membantu melindungi kesejahteraan Anda dan memberi Anda ruang untuk memulihkan tenaga.
Anda bisa memulainya dengan memperhatikan situasi, topik, atau orang yang membuat Anda merasa tidak nyaman atau lelah. Penting juga untuk mengomunikasikan batasan-batasan ini dengan jelas dan tenang, menggunakan frasa sederhana seperti ‘Saya perlu waktu sendirian’ atau ‘Saya belum siap membicarakan hal ini.’
Menetapkan batasan bukanlah hal yang egois; ini adalah cara sehat untuk tetap seimbang. Anda harus berlatih mengatakan tidak bila diperlukan dan memberi izin pada diri sendiri untuk mundur dari situasi yang membebani. Seiring berjalannya waktu, batasan yang jelas ini membantu Anda merasa aman, dihormati, dan lebih kuat secara emosional.
– Berakhir






