Curah hujan dan banjir bandang menghancurkan kota-kota di Kenya

Dawud

Curah hujan dan banjir bandang menghancurkan kota-kota di Kenya

Sedikitnya 42 orang dilaporkan tewas pada Senin setelah bendungan Old Kijabe jebol di Kenya tengah dekat Mai Mahiu. Hampir separuh korban adalah anak di bawah umur, kata komandan polisi setempat Stephen Kirui kepada wartawan. Rumah sakit setempat penuh dengan lebih dari 100 pasien yang dilarikan untuk mendapatkan perawatan, kata pembawa berita lokal Lizah Mutuku di media sosial. Upaya pencarian dan penyelamatan korban banjir bandang terus berlanjut, menurut Palang Merah Kenya. Rekaman menunjukkan kendaraan-kendaraan terlempar di antara tumpukan puing-puing berlumpur, yang sulit dibersihkan oleh orang-orang. Secara total, lebih dari 100 orang di seluruh negeri tewas akibat banjir yang disebabkan oleh musim hujan yang panjang di negara itu, menurut juru bicara pemerintah Isaac Mwaura.

Daerah mana lagi yang terendam banjir? Wilayah selatan Nairobi, Makueni, dan Machakos serta wilayah barat laut Pokot Barat juga mengalami banjir bandang besar, Mwaura menambahkan. Wilayah Rift Valley secara keseluruhan mengalami kerusakan paling parah, dengan total lebih dari 185.000 orang terkena dampak banjir. Gambar menunjukkan rumah-rumah di lembah itu terendam air berlumpur dan ladang-ladang tersapu rata. Hujan deras juga telah menghancurkan infrastruktur dan membuat 650 rumah tangga mengungsi di wilayah pesisir selatan Killifi, Mwaura melaporkan. Banjir telah menyebabkan sekolah menunda permulaan semester selama seminggu.

Mengapa curah hujan begitu deras? Sistem badai El Niño menyebabkan musim hujan dan banjir yang sangat panjang, menurut Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Lahan penggembalaan yang gersang masih berjuang untuk pulih dari rekor kekeringan yang sangat parah akibat banjir, tambah kelompok itu.

Menggali lebih dalam: Baca laporan Johanna Huebscher mengenai rekor banjir tahun lalu di negara tetangga Somalia.